Sistem pengendalian
internal
Sistem pengendalian internal meliputi
struktur organisasi, semua metode dan
ketntuan-ketentuan yang terkoordinasi
yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa
ketelitiandan seberapa jauh data akuntansidapat dipercaya, meningkatkan
efisiansi usaha dan mendorong ditaati kebijakan perusahaan yang telah di
tetapkan.
Definisi pengendalian intern menurut IAI
(2000), pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan
keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut :
1. Keandalan
pelaporan keuangan.
2. Efektivitas
dan efisiensi operasi.
3. Kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Sistem pengendalian intern adalah suatu
sistem yang dilaksanakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Unsur- unsur Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2008)
yaitu:
a. Struktur
organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur
organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit -
unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok
perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional harus dipisahkan fungsi operasi
dan fungsi akuntansi, dan suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh.
b. Sistem
wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup
terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam organisasi, setiap
transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki
wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam
suatu organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk
otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Sistem otorisasi dapat menjamin
dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya dan prosedur pencatatan
yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai
kekayaan, utang,pendapatan, dan biaya suatu organisasi.
c. Praktik
yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unti organisasi.
d. Karyawan
yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya. Bagaimanapun baiknya struktur
organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang
diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat, semua sangat tergantung kepada
manusia yang melaksanakannya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem
pengendalian intern yang paling penting. Karyawan yang kompeten diperoleh dari
seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaan dan
pengembangan pendidikan karyawan.